Keluarga Berencana
1. Pengertian Kontrasepsi Pria
Kontrasepsi pria adalah salah satu usaha untuk mencegah bertemunya sep sperma dengan sel telur di dalam saluran telur. Metode kontrasepsi pria ini dapat berupa senggama terputus, kondom, dalah satu jenis kontrasepsi permanent pada pria yang dinamakan vasektomi atau lazim disebut sterilisasi. (Rustam mochtar, Hal:328)
Sarwono prawirohardjo,(1999) kontrasepsi pria adalah, usaha- usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dilakukan pada pria baik bersifat sementara maupun permanent.
2. Jenis Kontrasepsi
Peranan pria dalam program KB cukup besar, seperti yang telah diketahu pada kehamilan akan terjadi bila pertemuan antar sperma pria dengan sel telur wanita sehingga terjadi pembuahan. Kontrasepsi pria bertujuan untuk mencegah sperma bertemu dengan sel telur saluran telur. . (Rustam mochtar, Hal:328). Kontresepsi tersebut yakni :
a. Senggama terputus, yaitu senggama yang dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat kemaluan pria dikeluarkan dari alat kelamin wanita sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina.
b. Kodom, yaitu karet tipis baik berwarna/tidak berwarna yang dipakai untuk menutupi zakar atau penis yang ereksi sebelum melakukan senggama, sehingga apabila terjadi ejakuali kelaur akan segera tertampung dan tidak masuk kedalam vagina, dengan demikian kehamilan dapat dicegah.
Cara pemakaian kondom :
1). Sebelum memakai kondom tekan ujungnya untuk mengelarkan udara yang ada, agar tempat berudara kosong, yang merupakan tempat sperma tertampung nantinya.
2). Bukalah gulungan kondom sebelum senggama dilakukan, dan dipasang sewktu penis berdiri, dehingga pada saat sperma keluar akan tertampung pada kondom yang terpasang dengan baik.
3). Setelah senggama selesai dan penis dicaut, jangan ada sperma yang tumpah, setelah itu kondom bias dibuka, dan hanya digunakan sekali untuk setiap kondom
3. Kontasepsi Mantap Pria (vasektomi)
Vasektomi adalah suatu cara kontrasepsi dengan memotong saluran sperma yang terdapat dalam kantong buah zakar (scratum), lalu kedua ujungnya diikat atau dijepit sehingga tidak ada pengantaran spermatozoa dari testis ke penis.
Cara pelaksanaan metode ini :
a. Persiapan pre-operatif kontap pria; sebaiknya rambut pubis dicukur, lalu tindakan antiseptic daerah scratum dengan antiseptic.
b. Anastesi; local dan umu, loka prosedur atau reaksinya kurang dari 10 menit
c. Prosedur kontap pria; lakukan pengidentifikasian dan isolasi vasdeferens lalu insisi scratum dan pisahkan lapisan superficial dair jaringan sehingga vasdeferens dapat diisolasi.
d. Okulasi vasdeferens; umumnya dilakukan pemotongan suatu segmen dari kedua vasdeferens (1-3cm) pada ujungnya, ditutup dengan ligasi yang tidak terlalu kuat untuk menghindari sperma merembes kejaringan sektarnya sehingga terjadi granuloma
e. Terakhir tutup luka insisi dengan cat gut, pada insisi yang kurang 1cm tidak diperlukan jahitan cat gut, cukup ditutup pleter.
f. Perawatan post-operatf kontap pria:
1). Istirahat 1-2 jam.
2). Menghindari pekerjaan berat selama 2.3 hari
3). Kompres dingin pada scratum
4). Analgetik
5). Memakai penopang scratum selama 7-8 hari
6). Luka operasi jangan terkenaair selama 24 jam
4. Keuntungan dari Jenis Kontrasepsi Pria
a. Senggama Terputus
1) Tidak memerlukan alat/murah
2) Tidak menggunakan zat kimiawi
3) Selalu sedia setiap saat
4) Tidak berefek samping (Cuma efek kedepan/ kembung menahun
b. Kondom
1) Mencegah kehamilan
2) Memberi perlindungan terhadap serangan penyakit kelamin
3) Dapat diandalkan
4) Relatif murah
5) Pria ikut secara aktif dalam program KB
c. Vasektomi
1) Aman dan efektif
2) Mordibitas rendah dan tidak ada mortalitas
3) Sederhana, cepat dan menyenangkan
4) Biaya rendah
5) Wanita yang enggan ditangani paramedic pria dengan ini dapat mewakilkan suaminya
5. Kerugian dari Jenis Kontrasepsi Pria
a. Senggama Terputus
1) Angka kegagalan cukup tinggi
2) Kenikmatan seksual berkurang bagi suami isteri, sehingga dapat memengaruhi biduk rumah tangga
b. Kondom
1) Angka kegagaln relative tinggi
2) Perlu breake sejenak aktifitas senggama untuk pemasangan kondom
3) Pemakaian perlu kehati-hatian pada setiap senggama
c. Vasektomi
1) Diperlukan suatu tindakan operatif
2) Kadang menimbulkan komplikasi seperti perdarahan dan infeksi
3) Haematum lebih kurang 2% dari pasien dan biasanya sembuh sendiri.
6. Kontra Indikasi dari Jenis Kontrasepsi Pria
a. Senggama Terputus
Kontra indikasi pada jenis kontrasepsi pria ini adalah ejakulasi premature pada pria
b. Kondom
1) Pria dengan ereksi yang tidak baik
2) Riwayat syok septik
3) Alergi terhadap karet
c. Vasektomi
1) Kontra indikasi dai metode ini adalah kontap pria bila terdapat ionfeksi kulit local, seperti scabies, infeksi tractus nenitalia, kelainan scrotum dan sekitarnya, penyakit sisteatik, psikologis/seksual tidak stabil.